Sabtu, 07 Agustus 2010

CLASSIC REVIEW : SHAMAN KING

Yang menarik dari Shaman King adalah filosofi dalam cerita yang dianutnya. Tokoh-tokohnya memiliki sikap hidup yang menarik dan menggugah. Filosofi hidup para tokoh-tokohnya penuh ide-ide yang berani. Hiroyuki Takei juga memasukkan berbagai unsur filsafat timur macam Taoisme dan Zen. Dimasukkan dalam cerita yang yang menarik dan penuh aksi.

Shaman King bercerita mengenai sebuah pertarungan antar Shaman yang terjadi 500 tahun sekali. Nampaknya para pemimpin dunia terdahulu merupakan pemenang Shaman King. Jika menang dari Shaman King seorang Shaman (pengedali roh) bisa bersatu dengan roh agung dan mendapatkan kekuatan yang luarbiasa. Yoh Asakura, seorang pemuda Shaman yang merupakan penggambaran dari seorang master Zen, mengikuti pertarungan antara Shaman demi memenangkan Shaman King.

Dia kemudian bertempur dengan berbagai musuh dan menemukan kawan. Seperti layaknya sebuah Shonen Manga. Yang menarik adalah filosofi baik dan buruk yang dianut Yoh. Yoh seringkali memaafkan seorang penjahat sedetik atau dua detik setelah dia mengatakan dirinya tobat. Tidak mendendam dan memaafkan. Dia bahkan sering terlihat duduk makan-makan bersama sang penjahat besar yang hendak menghancurkan dunia. Bahkan bisa ngobrol santai.

Kelemahan Shaman King adalah bahwa ending dari ceritanya terpotong. Tepat sebelum cerita memuncak, komiknya berhenti dan tamat. Kadang ini mengesalkan, mungkin Hiroyuki Sensei mencocokkannya dengan moral cerita “apapun yang terjadi semuanya baik-baik saja, jangan difikirkan.” tapi itu bukan alasan yang bisa dimaafkan. Komik Shaman King secara umum memang sangat bagus, namun bagi mereka yang tidak tahan dengan cerita yang terputus di tengah-tengah sebaiknya mempertimbangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar